Kronologi Kejadian
Awal Pendakian dan Kondisi Cuaca
Pada 18 Agustus 2025, seorang
turis asal Malaysia berusia 34 tahun memulai pendakian di Gunung Rinjani
bersama rombongan wisatawan internasional. Pendakian dimulai sekitar pukul
07.30 WITA dari pos awal Sembalun.
Cuaca pagi itu dilaporkan cukup
cerah, namun beberapa laporan prakiraan cuaca memperingatkan kemungkinan hujan
ringan di puncak. Rombongan membawa perlengkapan standar, termasuk jaket tahan
air, sepatu trekking, dan alat komunikasi. Kondisi jalur trekking masih stabil
namun beberapa titik tanah terlihat lembap karena hujan semalam.
Terjadinya Longsor
Sekitar pukul 10.45 WITA, saat
rombongan berada di jalur pendakian tengah menuju Danau Segara Anak, terjadi
longsor kecil akibat tanah yang jenuh air. Longsor ini menghantam beberapa
pendaki, salah satunya turis Malaysia yang mengalami luka serius pada kaki dan
lengan.
Rombongan segera memberikan
pertolongan pertama, sementara beberapa anggota lainnya mengamankan area dari
kemungkinan longsor susulan. Material longsor berupa tanah, batu kecil, dan
ranting pohon memblokir sebagian jalur trekking, menyebabkan kemacetan
sementara.
Evakuasi dan Pertolongan
Petugas SAR Gunung Rinjani
segera tiba di lokasi setelah laporan diterima dari rombongan. Korban langsung
dibawa ke pos evakuasi menggunakan tandu darurat. Proses evakuasi memerlukan
kehati-hatian karena kondisi jalur yang licin dan tanah yang tidak stabil.
Setelah evakuasi awal, korban
diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit di Kota Mataram untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut. Petugas juga melakukan pemeriksaan terhadap rombongan
lainnya untuk memastikan tidak ada korban lain yang terluka.
Kondisi Korban
Identitas dan Cedera
Korban merupakan turis Malaysia
bernama Ahmad Rizal, 34 tahun. Dia mengalami luka robek pada lengan kanan,
memar di kaki kiri, dan memerlukan perawatan intensif. Selain luka fisik,
korban dilaporkan mengalami shock ringan akibat insiden tersebut.
Tim medis memastikan kondisi
vital korban stabil dan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengantisipasi
cedera internal. Ahmad Rizal sekarang dalam kondisi sadar dan mendapatkan
perawatan intensif di ruang gawat darurat.
Penanganan Medis
Rumah sakit memberikan perawatan
berupa penanganan luka, infus untuk mencegah dehidrasi, dan obat penghilang
nyeri. Tim medis juga melakukan CT scan untuk memastikan tidak ada cedera
serius pada tulang dan organ vital.
Perawat dan dokter memberikan
informasi kepada keluarga korban secara real-time melalui telepon dan aplikasi
komunikasi. Semua tindakan medis berjalan lancar, dan korban diprediksi dapat
pulih dalam beberapa minggu dengan perawatan yang tepat.
Reaksi Rombongan dan Otoritas
Rombongan pendaki lainnya
mengekspresikan rasa syok, tetapi sebagian besar tetap membantu proses
evakuasi. Otoritas lokal menyatakan bahwa keselamatan pendaki menjadi prioritas
utama.
Kepala Pos SAR Rinjani mengimbau semua wisatawan untuk selalu mengikuti
prosedur keselamatan dan tidak mengambil risiko saat jalur trekking menunjukkan
tanda bahaya. Koordinasi dengan petugas medis dan SAR berjalan efektif sehingga
korban dapat ditangani dengan cepat.
Daftar Longsor Wisata di Gunung Rinjani
Riwayat Longsor di Gunung Rinjani
Gunung Rinjani memang dikenal
sebagai destinasi trekking yang menantang dan indah, namun memiliki riwayat
longsor pada musim hujan. Beberapa kejadian longsor tercatat pada tahun 2018,
2020, dan 2023, yang menimbulkan korban luka ringan hingga meninggal.
Jalur Sembalun dan Senaru
menjadi lokasi rawan karena tanah yang labil dan curah hujan tinggi. Insiden
ini menambah catatan panjang peristiwa longsor di Rinjani yang harus menjadi
perhatian serius bagi pendaki.
Risiko dan Peringatan bagi Pendaki
Pendaki disarankan selalu
memperhatikan informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan. Jalur yang licin,
tanah lembap, dan batuan yang longgar meningkatkan risiko longsor dan cedera.
Penggunaan guide resmi dan peralatan keselamatan seperti helm, sepatu
anti-slip, dan jaket pelindung sangat dianjurkan.
Peringatan dari pihak berwenang,
termasuk penutupan jalur sementara saat musim hujan, harus diikuti dengan
ketat. Risiko longsor tetap ada meskipun jalur terlihat aman, sehingga
kewaspadaan menjadi kunci keselamatan.
Tips Aman Saat Mendaki
Tips aman termasuk memulai
pendakian di pagi hari, menjaga jarak antar pendaki, dan membawa peralatan P3K.
Pendaki juga disarankan untuk tidak melewati jalur yang tampak labil atau
berbatu. Mengikuti arahan guide dan mematuhi rambu-rambu keselamatan di
sepanjang jalur trekking menjadi kewajiban.
Selain itu, menjaga komunikasi dengan pos pendakian dan membawa alat komunikasi cadangan seperti walkie-talkie dapat mempercepat pertolongan jika terjadi insiden. Persiapan fisik dan mental juga penting untuk menghadapi tantangan medan Rinjani yang menanjak.